Entri Populer

Sabtu, 30 Oktober 2010

Jawaban BAB 1. Mengapa Mempelajari Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan? -Ekonomi Moneter (ESP330)

Pertanyaan dan Jawaban

1.      Apakah inflasi di AS meningkat atau menurun dalam beberapa tahun terakhir ini? Bagaimana dengan suku bunga?

Jawab:
Tabel 1. Data kuartal inflasi Amerika Serikat, dari data Query Bank Indonesia.     

2007
2008
2009
2010
Maret
2.80
4.00
-0.40
2.30
Juni
2.70
5.00
-1.40
1.10
September
2.80
4.90
-1.30

Desember
4.10
0.10
2.70


Dari data kuartal Bank Indonesia tersebut dapat dilihat bahwa inflasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan di akhir 2007 hingga kuartal III tahun 2008, akibat gejolak ekonomi yang dialami Amerika Serikat, berawal dari krisis Subprime Mortgage yang terjadi pada pertengahan 2007, yang kemudian terus menurun hingga kuartal II tahun 2009. Dan hingga akhir kuartal II 2010 berada pada sebesar 1,1 persen. Melemahnya pereekonomian dikombinasikan dengan tingkat inflasi yang diukur sangat rendah, memungkinkan resiko deflasi tidak dapat diberhentikan.


Tabel 2. Data US Prime Rate (Suku bunga Amerika Serikat), dari data Query Bank Indonesia.

2007
2008
2009
2010
Januari
8.25
6.00
3.25
3.25
Februari
8.25
6.00
3.25
3.25
Maret
8.25
5.25
3.25
3.25
April
8.25
5.00
3.25
3.25
Mei
8.25
5.00
3.25
3.25
Juni
8.25
5.00
3.25
3.25
Juli
8.25
5.00
3.25
3.25
Agustus
8.25
5.00
3.25
3.25
September
7.75
5.00
3.25

Oktober
7.50
4.00
3.25

Nopember
7.50
4.00
3.25

Desember
7.50
3.25
3.25


Dari data tersebut dapat dilihat suku bunga Amerika Serikat terus menurun dari tiap tahunnya. Dengan tekanan inflasi akibat krisis Amerika yang juga hampir melanda seluruh Negara di dunia tersebut, The Fed pun mulai mengubah kebijakannya dengan menaikkan suku bunga secara bertahap hingga 5.25% pada bulan Maret 2008, dan krisis pun terjadi. Banyak kreditur dari golongan sub-prime yang mengalami kesulitan membayar tagihan kredit perumahan mereka dan akhirnya terjadi kemacetan pembayaran dalam skala yang sangat besar. Kerugian besar-besaran pun terjadi pada perusahaan-perusahaan pembiayaan di Amerika, dan banyak bank-bank yang terlibat, baik bank Amerika ataupun bank dari seluruh dunia, yang turut menanggung krisis di Amerika ini. Kemudian, penurunan yang stabil di beberapa bulan setelahnya dan sejak Desember 2008 hingga saat ini pada besaran 3,25 persen. Dalam hal ini the Fed melakukan kebijakan uang esktra ketat dengan mempertahankan suku bunga terendah sepanjang sejarah, 0–0,25 persen. Hal ini dilakukan sebagai upaya lanjutan untuk menopang pemulihan perekonomian mereka.

Sedangkan di Indonesia,
Tabel 3. Data inflasi Indonesia, dari Bank Indonesia

2007
2008
2009
2010
Januari
6.26 %
7.36 %
9.17 %
3.72 %
Februari
6.30 %
7.40 %
8.60 %
3.81 %
Maret
6.30 %
8.17 %
7.92 %
3.43 %
April
6.29 %
8.96 %
7.31 %
3.91 %
Mei
6.01 %
10.38 %
6.04 %
4.16 %
Juni
5.77 %
11.03 %
3.65 %
5.05 %
Juli
6.06 %
11.90 %
2.71 %
6.22 %
Agustus
6.51 %
11.85 %
2.75 %
6.44 %
September
6.95 %
12.14 %
2.83 %
 5.80 %
Oktober
6.88 %
11.77 %
2.57 %

Nopember
6.71 %
11.68 %
2.41 %

Desember
6.59 %
11.06 %
2.78 %


Pada tahun 2008, lonjakan inflasi terjadi karena kenaikan harga yang tinggi pada volatile foods dan administered price. Harga yang ditetapkan pemerintah (administered price) yang dimaksud antara lain faktor tarif dasar liistrik dan tarif tol maupun sektor jasa lainnya. Sedangkan Inflasi terendah pada tahun 2009 sejak awal Juni dikarenakan banyak negara yang mengalami deflasi karena krisis ekonomi global. Dengan tingkat harga berbagai komoditi yang kembali melemah pada tahun 2009 setelah mencapai puncaknya pada tahun 2008, maka inflasi cenderung rendah. Pada tahun 2009 inflasi hanya mencapai 2,78% atau merupakan tingkat inflasi terendah dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Tabel 4. Data BI Rate (Suku bunga Indonesia), dari Bank Indonesia.

2007
2008
2009
2010
Januari
9.50%
8.00%
8.75%
6.50%
Februari
9.25%
8.00%
8.25%
6.50%
Maret
9.00%
8.00%
7.75%
6.50%
April
9.00%
8.00%
7.50%
6.50%
Mei
8.75%
8.25%
7.25%
6.50%
Juni
8.50%
8.50%
7.00%
6.50%
Juli
8.25%
8.75%
6.75%
6.50%
Agustus
8.25%
9.00%
6.50%
6.50%
September
8.25%
9.25%
6.50%
  6.50%
Oktober
8.25%
9.50%
6.50%

Nopember
8.25%
9.50%
6.50%

Desember
8.00%
9.25%
6.50%


Setelah mengalami gejolak yang cukup tajam pada tahun 2008 dimana laju inflasi tinggi akibat penyesuaian terhadap "administered prices". Harga yang ditetapkan pemerintah (administered price) yang dimaksud antara lain faktor tarif dasar liistrik dan tarif tol maupun sektor jasa lainnya. Dengan adanya kondisi ini BI sebagai badan moneter tetap berusaha menjaga laju inflasi dengan mengusahakan uang beredar tidak terlalu banyak hingga mengubah kebijakan dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Kebijakan menaikkan gira wajib minimum akan menurunkan jumlah uang beredar sehingga meredam inflasi. Selain itu, BI juga tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) tetap berada pada angka 6.5 persen sejak tahun 2009 untuk kastabilan perekonomian. Suku bunga BI rate telah yang turun sampai 6,5persen jauh dibawah tingkat suku bunga  yang berlaku pada tahun 2008 dan juga pada tahun 2007.

2.      Apabila sejarah berulang dengan sendirinya dan kita melihat ada penurunan laju pertumbuhan uang beredar, menurut Anda apa yang akan terjadi pada:
a.       output riil?
b.      laju inflasi?
c.       suku bunga?

Jawab:
Penurun jumlah uang beredar yang dilakukan Bank Sentral dengan menaikkan tingkat suku bunga, agar masyarakat lebih berkeinginan menyimpan uangnya di bank, sehinga tidak terlalu banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat,. Penurunan laju pertumbuhan uang beredar ini juga diharapkan akan menurunkan tingkat inflasi dari kenaikan harga barang karena banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Dari penurunan laju pertumbuhan uang beredar dengan suku bunga yang lebih tinggi, maka masyarakat akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank, dari pada menginvestasikan atau meminjam uang di bank untuk berinvestasi pada usahanya. Kurangnya modal akan menurunkan input dan produktivitas kerja, sehingga output yang dihasilkan menurun.
Jadi, dengan penurunan laju pertumbuhan uang beredar, akan menyebabkan (a) output riil menurun, (b) laju inflasi menurun, dan (c) suku bunga meningkat.

3.      Kapan terakhir kali terjadinya resesi?

Jawab:
Resesi merupakan sebuah periode dari penurunan aktivitas ekonomi yang menyebar ke seluruh penjuru negara. Kondisi tersebut biasanya akan berakhir dalam hitungan bulan yang terindikasi dari kenaikan PDB (produk domestik bruto), pendapatan penduduk, lapangan kerja, aktivitas produksi, dan tingkat konsumsi domestik. Kenaikan aktivitas ekonomi akan menandai berakhirnya fase penurunan dan mulainya fase peningkatan dari siklus bisnis. Aktivitas ekonomi secara khusus berada di bawah normal pada fase awal ekspansi dan cenderung tetap selama proses pemulihan.

Resesi di Amerika Serikat terakhir terjadi pada Desember 2007, krisis ekonomi karena buble’s economic dari kredit macet Subprime Mortgage. Keruntuhan WTC  yang merupakan institusi dimana keuangan global bermarkas berimplikasi pada kurangnya kepercayaan keamanan kegiatan bisnis yang dilakukan.
Dalam kondisi kepanikan pasca serangan, Fed sebagai otoritas moneter Amerika mau tidak mau harus menjaga kestabilan mata uang sekaligus menjaga dana tidak lari keluar yang dapat mematikan sektor riil. Dengan memangkas suku bunga hingga dibawah 2% dari tahun 2001 hingga tahun 2004, sehingga suku bunga pinjaman dapat ditekan pada level yang rendah sekaligus menjaga pembangunan sektor riil tidak mandeg setelah pasca serangan. Terbukti berhasil. Sektor perumahan menjadi salah satu sektor yang berkembang. Ancaman resesi dapat dihindari. Semua negara memuji langkah cepat yang diambil Fed.

gambar-grafik.jpg

Sayangnya hal ini tidak dapat berlangsung lama. Rendahnya suku bunga ditambah lemahnya regulasi membuat perkembangan kredit disektor perumahan menjadi bola liar yang tidak terkendali. Sebelumnya perlu kita ketahui bersama bahwa bagi rakyat Amerika kebanyakan, properti merupakan hal yang sangat familiar kalau tidak bisa dikatakan sebagai pondasi ekonomi mereka. Satu dari tujuh warga yang bekerja di Amerika Serikat biasanya bekerja pada perusahaan yang terkait dengan perumahan baik itu langsung atau tidak langsung. Disinilah celah resesi mulai terkuak. Perbankan dengan semangatnya membuka kredit bagi nasabahnya yang berkeinginan memiliki rumah berhubung rendahnya acuan suku bunga pinjaman dari Fed.
Dampak dari kredit adalah reisiko kredit macet, tingkatan dari yang memiliki tingkat gagal bayar rendah (prime) hingga yang memiliki tingkat gagal bayar tinggi. Tingkat gagal bayar tinggi (sub prime)ini yang sangat beresiko bagi perbankan. Untuk menanganinya biasanya para kreditur Sub Prime ini diberikan bunga yang lebih tinggi dari pada kreditur bergolongan prime. Tapi coba lihat dari sisi si kreditur berkategori sub prime ini. Dengan kemampuan finansial yang pas-pasan mereka harus mengambil kredit dengan bunga tinggi yang justru memperbesar resiko mereka mengalami gagal bayar. Kondisi ini diperparah dengan dikeluarkannya berbagai produk derivatif (turunan) berbasiskan perumahan. Produk seperti CDS (Credit Default Swap) atau CDO (Collaterzed Debt Obligation) yang juga erat berkaitan dengan surat-surat utang dari perumahan ramai dikeluarkan semenjak tahun 2001. Namun justru produk-produk seperti inilah yang pada akhirnya menggoyahkan fundamental ekonomi karena sederhananya merupakan aksi menutup hutang dengan hutang baru. Produk-produk seperti inilah yang menjadi pintu menyebarnya krisis perumahan ke berbagai sektor.
Dengan perkembangan ekonomi global terutama negara berkembang seperti India dan China yang membutuhkan banyak energi dan bahan-bahan tambang untuk pembangunan mereka, harga komoditas dunia pun ikut merangkak naik. Ini memicu terjadinya inflasi yang juga mengimbas Amerika Serikat. Maka suku bunga harus dinaikkan.
Era suku bunga rendah mulai ditinggalkan dan diganti dengan kenaikkan bertahap suku bunga hingga mencapai 5.25%. Dengan demikian bom waktu yang telah terpasang pun meledak. Para kreditur sub prime mulai kehilangan kemampuan membayar kredit rumah mereka. Kemacetan terjadi kemana-mana dan karena yang terlibat di sektor perumahan ini bukan hanya perusahaan pembiayaan perumahan tapi juga bank-bank investasi besar dan juga seluruh dunia, mau tidak mau imbasnya pun sampai kemana-mana.
Namun, pada hari Senin, 20 September 2010 National Bureau of Economic Research (NBER -Biro Riset Ekonomi Nasional) secara resmi mengumumkan bahwa resesi telah berakhir sejak Juni 2009. Berdasarkan laporan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), Selasa (21/9), terdapat kenaikan aktivitas bisnis yang terjadi dalam perekonomian AS pada Juni 2009. Kondisi itu menandai berakhirnya resesi yang muncul sejak Desember 2007 itu dan mulainya ekspansi perekonomian. NBER mencatat proses penanganan resesi 2008 berlangsung selama 18 bulan. Proses tersebut dianggap lebih lama dibandingkan dengan penanganan resesi pada 1973 dan 1981 yang berakhir dalam waktu 16 bulan.

Di AS, studi tentang siklus perekonomian dilakukan oleh NBER yang merupakan komite riset terdiri dari tujuh anggota. Komite itu memunyai wewenang untuk menentukan apakah AS dalam kondisi resesi atau telah terbebas dari resesi. Dalam mengidentifikasi kondisi resesi, NBER akan mengacu pada beberapa indikator untuk memilih bulan-bulan yang menjadi titik balik. Komisi itu, pada dasarnya, lebih menekankan pada aturan yang mengacu pada perekonomian total, termasuk pertumbuhan PDB dan GDI (gross domestic income/pendapatan domestik bruto). Komisi itu mengesampingkan rangkaian data bulanan untuk sektor produksi dan penjualannya karena mengacu pada sektor ekonomi. Mengamati perkembangan sejak munculnya resesi pada akhir 2007 hingga tahun lalu, panel NBER menyimpulkan bahwa Juni 2009 menunjukkan adaya konsistensi kenaikan aktivitas ekonomi meskipun rata- rata PBD dan GDI menyentuh level cukup rendah.

4.      Ketika suku bunga turun, bagaimana perubahan perilaku ekonomi anda?

Jawab:
Ketika suku bunga turun, maka saya akan lebih senang menggunakan uang saya untuk berinvestasi  dan dengan rendahnya suku bunga, meminjam uang lebih baik dari pada menyimpan uang di bank, karena pendapatan dari tabungan akan lebih sedikit.

5.       Dapatkah Anda membayangkan inovasi keuangan dalam 10 tahun terakhir yang memengaruhi kehidupan Anda secara pribadi? Apakah itu lebih baik atau lebih buruk? Mengapa?

Jawab:
Inovasi kaeuangan dalam sepuluh tahun terakhir ini dirasakan semakin baik, dengan adanya peningkatan kemampuan daya beli dan infrastruktur yang lebih baik.

6.      Apakah setiap orang mengalami kerugian ketika suku bunga meningkat?

Jawab:
Untuk sebagian orang mungkin akan mengalami kerugian karena biaya investasi lebih mahal dibandingkan pembiayaan untuk pembelian barang-barang. Tapi hal itu tidak untuk setiap orang, karena dengan bunga yang meningkat, pemilik saham yang memberikan modal akan merasa diuntungkan dengan peningkatan suku bunga, mereka akan mengalami penambahan keuntungan.

7.      Apakah aktivitas dasar bank?

Jawab:
Aktivitas dasar bank adalah sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana dari orang yang kelebihan dana dan tidak menggunakannya secara produktif kepada orang yang membutuhkan dana dan dapat menggunakannya secara produktif. 

8.      Mengapa pasar keuangan begitu penting dalam perekonomian yang sehat?

Jawab:
Pasar keuangan menyalurkan dana dari orang-orang yang tidak mempunyai manfaat produktif kepada mereka yang mempunyai manfaat produktif, sehingga menghasilkan efisiensi ekonomi yang lebih tinggi.

9.      Bagaimana hubungan antara suku bunga Treasury bills tiga bulanan, Treasury bonds jangka panjang, dan obligasi perusahaan dengan peringkat Baa?

Jawab:
Suku bunga pada Treasury bills tiga bulan lebih berfluktuasi dibandingkan suku bunga lainnya dan lebih rendah secara rata-rata. Suku bunga pada surat utang perusahaan dengan peringkat Baa (kualitas menengah) lebih tinggi, secara rata-rata dari pada suku bunga lainnya. Dan di antara Treasury bills tiga bulanan dengan obligasi perusahaan dengan peringkat Baa, Treasury bonds jangka panjang lebih stabil dari pada keduanya.

10.  Bagaimana dampak penurunan harga saham terhadap investasi usaha?

Jawab:
Semakin rendah harga saham sebuah perusahaan berarti perusahaan hanya dapat menaikan jumlah dana yang lebih kecil atau tambahan biaya yang sedikit, sehingga investasi dalam bentuk fasilitas peralatan akan turun.

11.  Bagaimana dampak kenaikan harga saham terhadap keputusan berbelanja konsumen?

Jawab:
Dengan kenaikan harga saham konsumen akan mempunyai keuntungan yang lebih banyak dan semakin mempengaruhi keinginan mereka untuk melakukan pembelanjaan konsumsi daripada berinvestasi.

12.  Bagaimana pelemahan mata uang pound sterling akan memengaruhi konsumen Inggris?

Jawab:
Melemahnya Pound sterling akan membuat harga luar negeri menjadi lebih mahal secara relatif terhadap harga barang di dalam negeri, sehingga konsumen Inggris akan membeli lebih sedikit barang luar negeri (mengimpor) dan lebih banyak membeli barang dalam negeri.

13.  Bagaimana penguatan mata uang pound sterling terhadap bisnis di Amerika?

Jawab:
Dengan penguatan mata uang pound sterling, berarti melemahkan nilai mata uang dollar Amerika. Nilai jual barang-barang bermata uang dollar akan turun dan pembayaran barang import akan naik

14.  Lihat fitur 3, tahun berapa Anda memutuskan untuk mengunjungi Grand Canyon di Arizona daripada the Tower (menara) di London?

Jawab:
Dalam pertengahan sampai akhir tahun 1970-an dan diakhir tahun 1980-an dan diawal tahun 1990-an, nilai dolar rendah lebih rendah dari Pound sterling, membuat perjalanan keluar negeri relatif  lebih mahal, sehingga ini merupakan keputusan yang tepat untuk berlibur di Amerika Serikat dan melihat Grand Canyon.
Dengan meningkatnya nilai dolar terhadap Pound sterling di awal tahun 1980-an, perjalanan ke luar negeri menjadi lebih murah, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi Menara London.

15.  Ketika dollar lebih berharga dibandingkan mata uang negara lainnya, apakah Anda akan lebih memilih untuk membeli barang buatan Amerika atau buatan negara lain? Apakah perusahaan AS yang memproduksi jeans akan lebih bahagia ketika dollar AS menguat atau melemah? Bagaimana dengan perusahaan Amerika yang mengimpor jeans ke Amerika Serikat?

Jawab:
Ketika dollar lebih berharga maka saya akan memilih barang buatan negara lain, karena penguatan dolar berarti barang-barang impor Amerika yang di ekspor akan dirasa lebih murah .
Perusahaan Amerika yang mengimpor jeans akan lebih bahagia ketika dolar AS menguat, karena barang-barang di luar negeri dirasa lebih murah secara relatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar